Post

Pengaruh Kata Pada Jiwa

Status Facebook :

Nasehat seorang teman inilah yang membuat aku semalam tersadar dan segera mengambil tindakan tegas pada orang-orang yang sok..

Demikian ini Nasehat Mas Egar Raha : Allah memilihmu untuk tugas yang jauh lebih serius daripada mengurusi para bocah rewel itu wahai Haryo Panuntun. [https://www.facebook.com/haryopanuntun/posts/452580391500635]

Okey, Terima kasih nasehatnya mas.....
Sekarang, K E M B A L I K E L A P T O P....
[Link : https://www.facebook.com/haryopanuntun/posts/452857218139619]

DISKUSI KOMENT [edited ] :

Egar Raha : Saya hanya menyampaikan ketajaman bathin "Bapakmu" dalam mendidik salik-saliknya wahai Haryo Panuntun, Bahauddin An-Naqshbandi qds. Semua "anak-anak" Naqshbandi adalah orang-orang pilihan yang serius mengendalikan ratusan ribu egoisitasnya, demi wushul ilaLLAH. Inilah koordinat wilayah tugasmu. Jika orang-orang yang datang kepadamu tidak pada keseriusan koordinat itu, lepaskanlah. Mereka bukan tanggung jawabmu. Demikianlah yang kutembus dari hatimu, dan kusampaikan. Ya, terima kasih kembali pak, telah bersedia menemani para pejalan melewati kebrobrokan jalan peradaban akhir ini.

Christma Nathali Esseboom : Kalau saya sibuk mencintai orang yg mencintai saya Pak, gak ada waktu membenci orang membenci saya

Egar Raha :
sungguh saya mencintaimu dan mencintai kalian semua seperti mencintai diriku sendiri.

Manusia hendaknya tidak mengucapkan sesuatu yg tidak bermanfaat, seperti menceritakan peristiwa yg telah terjadi tanpa tujuan yg benar. Para ahli ma'rifat menyebut ucapan ini al-kalamul mayyit (ucapan mati). hanya orang-orang lalai atau orang-orang yg berakal lemahlah yg menghabiskan waktunya membicarakan peristiwa yg telah terjadi tanpa tujuan yg benar.

Manusia seharusnya berbicara sebatas kebutuhan. Mengungkapkan peristiwa lalu hanya akan menyia-nyiakan umur. Ia seharusnya menghindari ucapan-ucapan yg dapat membangkitkan nafsu dan memancing timbulnya keburukan. sebab, jiwa dapat saling mempelajari dan dapat merasakan keadaan jiwa yg lain. orang yg mengucapkan sesuatu yg pada lahirnya baik, tapi muncul dari jiwa yg bergejolak dan buruk, maka ucapannya itu akan menggerakkan dan membangkitkan keburukan yg terdapat dalam jiwa orang lain.

Ketahuilah, hawa akan menggerakkan dan membangkitkan keburukan hawa yg lain. hawa tersembunyi dalam jiwa seperti menyembunyinya api dalam sekam. jika hawa bergejolak berhadapan dengan hawa yg bergejolak, ia akan ikut bergejolak. kadang kala seseorang tenang, tapi ketika berhadapan dengan orang yg hawanya bergejolak, ikut bergejolaklah hawa-nya. begitu pula pembicaraan manusia. ucapan akan muncul sesuai keadaan bathin pembicara: tenang ataupun gelisah. sebab, keadaan batin mempunyai hubungan sangat erat dengan kata-kata dan intonasi suara yg dituturkan. bukankah kamu pernah melihat seseorang berbicara pada temannya dengan kalimat yang pada lahirnya terdengar kasar dan buruk, tapi karna muncul dari jiwa yang baik, maka ucapannya tadi tidak berpengaruh, atau tidak memberikan kesan buruk kepadanya. ucapan semacam ini, jika keluar dari jiwa yg penuh gejolak dan hati yg buruk akan menggerakkan dan membangkitkan keburukan dari lawan bicaranya. oleh karena itu, pada saat berbicara hendaknya manusia memperhatikan keadaan jiwanya ataupun suasana hati orang lain agar tercapai kebaikan dan ketenangan.

Pengaruh ucapan pada pendengar tergantung pada jiwa pembicara. jika ucapan tersebut muncul dari jiwa yg kuat, maka akan memberikan kesan kuat. dan jika muncul dari jiwa yg lemah, maka akan memberikan kesan yg lemah. oleh karena itu. sebelum berbicara manusia harus memperhatikan keadaan jiwanya agar kalimat yg ia ucapkan muncul dari jiwa yg tenang, sehingga ia dapat merebut dan menyenangkan hatinya, dan tidak membuatnya marah.

"Dan sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar."
(Fushilat, 41: 35)

Jauhilah pertentangan dan pertengkaran dengan segenap tenagamu, baik secara lahir maupun bathin. jika kamu tidak mampu menghindarinya secara bathiniah, maka hindarilah secara lahiriah. perlakukan temanmu dengan baik, sebab pertentangan merupakan sumber keburukan dan bencana. oleh karena itu wahai sadara-saudariku, berusahalah untuk hidup rukun dan tenangkanlah jiwamu, karena jika antara hati yg satu dengan yg lain telah saling bersesuaian, maka manusia akan mudah mengerjakan perbuatan2 baik dan keberkahan pun akan turun.

Pusatkanlah perhatianmu pada usaha untuk memperbaiki budi pekerti, sangatpasti kamu akan mendapat petunjuk dalam setiap urusanmu.

Seorang manusia hendaknya tidak berbicara ketika berada dalam keadaan emosional dan marah. Sebab, saat itu nafsunya sedang bergolak dan berkobar sehingga ia mudah tergelincir dalam kesalahan. Oleh karena itu, hendaknya ia bersabar hingga jiwanya tenang.

Manusia harus menjaga ucapannya, jangan sampai mengucapkan kata-kata buruk atau menceritakan pembicaraan yg buruk kepada seseorang, karena kelak ia akan terkena aibnya dan akan mendapat dosa paling banyak.

Seorang penyair berkata:
"Tak akan berkata jorok, si orang mulia
Tak akan pula menghapal ucapan tercela
Ia curahkan semua tenaga,
Dan bila berbicara indah dan benar ucapannya"

Fans Page