Post

HUKUM MENTAL : Hukum Hukum Abadi Yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah Formal

Apa yang kita alami dalam hidup ibarat apa yang terjadi pada air di dalam kolam yang tenang. Air kolam akan tetap tenang bila kita tidak melempar sesuatu ke dalamnya. Saat kita melempar batu ucapan dan tindakan ke dalamnya maka akan timbul riak air yang menyebar ke seluruh penjuru.

Saat mencapai tepian kolam riak air ini bukannya hilang atau berhenti namun akan kembali ke titik awal yang membuat munculnya riak ini.

Bila kita tidak hati-hati, riak kecil bisa berubah menjadi gelombang kehidupan yang sulit kita atasi.

Jadi, bagaimana agar tidak timbul riak atau gelombang kehidupan? Berhati-hatilah dengan buah pikiran. Usahakan untuk bisa berpikir benar dengan pandangan benar. Buah pikir adalah batu kecil yang ada ditangan kita. Apakah akan kita lempar ke dalam kolam atau kita letakkan?

Saat buah pikir menjadi ucapan atau tindakan maka ini sama dengan kita telah melempar batu yang tadinya kita pegang. Begitu telah terlempar maka batu ini tidak akan bisa ditarik kembali.

There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle
~Albert Einstein

Di alam semesta terdapat dua macam hukum yaitu hukum buatan manusia dan hukum alam. Hukum buatan manusia merupakan kesepakatan yang dibuat oleh manusia. Hukum ini mengikat perilaku setiap individu yang ada dalam ruang lingkup pemberlakuan hukum ini. Hukum buatan manusia penuh dengan kekurangan dan dapat dimanipulasi dengan menggunakan kekuasaan dan uang. Dengan kata lain, yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa jadi benar. Semua bergantung pada faktor ”x” yang bermain.

Hukum alam terbagi atas dua kategori yaitu hukum fisika dan hukum mental. Hukum alam berlaku 100 % dari seluruh waktu dan berlaku terhadap semua makhluk hidup. Tidak peduli apakah mahluk itu tahu atau tidak tahu mengenai hukum tersebut. Tidak peduli apakah ia menerima atau menolak hukum itu. Suka atau tidak suka, tahu atau tidak tahu, menerima atau menolak, hukum ini berlaku secara adil dan merata pada semua mahluk.

Hukum fisika diajarkan di sekolah. Kita semua bisa mempelajari hukum ini. Operasi hukum fisika, seperti yang mengatur listrik atau mesin, bisa dibuktikan dalam percobaan yang terkontrol dan kegiatan yang praktis.

Hukum gravitasi, misalnya, bekerja di mana-mana di seluruh planet bumi selama 24 jam sehari. Kalau anda melompat dari sebuah gedung tingkat sepuluh, anda akan jatuh ke trotoar dengan kekuatan yang sama, apakah anda berada di New York ataupun di Jakarta. Saudara kita yang berada di pedalaman Kalimantan atau di Irian Jaya, walau mereka sama sekali tidak pernah mendengar tentang hukum gravitasi, yang ditemukan oleh Newton, bila mereka jatuh dari pohon yang tinggi mereka pasti akan mengalami efek yang sama.

Bila kita mengerti cara kerja hukum fisika, seperti hukum gravitasi, maka kita dapat memanfaat hukum ini untuk keuntungan kita. Misalnya dengan membuat bendungan atau waduk. Air yang ditampung dalam bendungan, karena gaya gravitasi, dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik.

Sebaliknya, hukum mental tidak pernah diajarkan di sekolah. Hukum mental hanya bisa dibuktikan dengan pengalaman dan intuisi, dengan melihatnya bekerja dalam kehidupan kita sendiri.

Hukum mental sama seperti hukum fisika. Hukum ini berlaku di mana saja terhadap siapa saja, dan kapan saja. Hukum ini netral dan bekerja bagi anda di mana saja, tanpa memperdulikan apakah anda tahu tentang hal itu, menerima atau menolaknya, suka atau tidak suka. Dan yang lebih hebat lagi, hukum ini tidak bisa dimanipulasi.

Hukum mental, walaupun pengaruh fisiknya tidak bisa dilihat cukup jelas, juga bekerja 100 % dari seluruh waktu. Kapan saja kehidupan anda berjalan baik, ini berarti bahwa pemikiran dan kegiatan anda sesuai dan serasi dengan hukum mental ini.

Kapan saja anda punya masalah dari jenis apapun, hal itu pasti disebabkan anda telah melanggar salah satu atau lebih dari hukum ini, apakah anda mengetahuinya atau tidak. Jika anda mengerti dan menerapkan hukum-hukum ini dalam hidup anda, maka anda akan berubah dengan sangat cepat.

Hukum Sebab – Akibat
Hukum ini menjelaskan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita. Hukum Sebab - Akibat mengatakan bahwa ada penyebab spesifik untuk sukses dan ada penyebab spesifik untuk kegagalan. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Hukum ini sangat penting sehingga disebut "Hukum Alam Semesta Baja" yang menentukan nasib manusia. Jika anda ingin mendapatkan sesuatu, atau ingin mendapatkan sesuatu lebih banyak, maka yang perlu anda lakukan adalah anda menyediakan lebih banyak ”sebab” yang dapat menghasilkan ”akibat” yang anda inginkan.

Hukum Sebab - Akibat ini biasa disebut juga sebagai Hukum Menabur dan Menuai. Hukum ini mengatakan apa saja yang anda tabur akan anda tuai. Apa yang anda tuai hari ini adalah hasil dari apa yang anda tabur di masa lalu. Kalau anda ingin menuai hasil panen yang berbeda di bidang apa saja dalam hidup anda di masa mendatang maka anda perlu menabur benih yang berbeda hari ini, dan tentu saja , ini mengacu pada benih mental.

Keberhasilan hidup, di bidang apa saja, adalah suatu akibat, dengan suatu sebab yang spesifik. Jika anda menemukan seseorang sukses di suatu bidang dan anda ingin mendapatkan hasil seperti yang dicapai orang itu, maka yang perlu anda lakukan adalah melakukan apa yang ia lakukan. Jika anda menabur suatu sebab maka anda pasti menuai suatu akibat yang spesifik. Jika anda menabur pikiran, ucapan, perbuatan, sikap, perilaku, dan tindakan sukses maka anda pasti akan menuai sukses. Demikian sebaliknya.

Jadi, jika anda tidak puas dengan hidup anda sekarang, anda tidak bisa dan tidak boleh menyalahkan orang lain. Yang perlu anda lihat adalah benih atau sebab apa yang telah anda tabur di masa lalu ? Dengan kesadaran ini, jika anda benar-benar merasa tidak puas dan ingin segera berubah, maka anda perlu segera menabur hal yang berbeda.

Dengan dasar pemahaman ini kini anda tahu bahwa sikap mental, perasaan, kebahagiaan, dan kepuasan anda adalah hasil dari bibit mental yang anda tanam di pikiran anda. Jika anda mengisi pikiran anda dengan gambaran, pikiran, ide sukses, kebahagian, dan optimisme, maka anda akan mendapatkan pengalaman positip dalam kehidupan anda.

Saya sering merasa prihatin saat mendengar banyak orang yang berkata, ”Saya akan kerja lebih keras, kerja lebih baik, bila perusahaan saya memberikan gaji yang lebih tinggi, tunjangan dan fasilitas yang lebih baik”.

Mereka lupa atau mungkin tidak tahu mengenai hukum Sebab - Akibat atau hukum Menabur dan Menuai. Mereka tidak mau menabur. Maunya kalau bisa menuai terus tanpa perlu menabur.

Sudah tentu orang dengan mentalitas seperti ini tidak bisa sukses karena ia telah melanggar hukum Sebab-Akibat.

Bagaimana menurut Anda?

by. Adi W Gunawan
Link : https://www.facebook.com/AdiWGunawan/posts/10151476338856938

Fans Page